Mengapa Nabi Muhammad di Isra’ mi’raj-kan?
Setelah menjadi rasul, Nabi Muhammad Saw. semakin giat
berdakwah. Semakin giat dakwah beliau
makin banyak pula tantangan dan ancaman yang datang. Nabi semakin cemas dan
khawatir akan keberhasilan dakwahnya. Setiap kali Nabi merasa cemas dan
khawatir Allah Swt. selalu menenangkan hati beliau, dengan menurunkan
wahyu-wahyu-Nya.
Kala itu Rasulullah mendapat ujian yang sangat berat, yakni
dua orang terdekat beliau yang selalu membela beliau telah wafat. Baru saja
paman Abu Thalib bin Abdul Muthalib meninggal. Tiga hari kemudian istri beliau,
yakni Khadijah ra. telah dipanggil Sang Khaliq. Beliau benar-benar berduka. Kaum
Muslimin juga merasakan sedih sekali. Reaksi kafir Quraisypun semakin keras
memusuhi Nabi Saw.
Dalam keadaan seperti itu, Allah Swt. mengutus Malaikat
Jibril untuk menjemput beliau. Pada malam tanggal 27 Rajab tahun 621 M
Rasulullah sedang duduk merenung di serambi masjid. Datanglah Jibril mendekati beliau
dan mengajaknya untuk melakukan perjalanan jauh, yakni isra’ dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqsa dan mi’raj ke langit ketujuh.
Allah Swt. Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana
selalu menolong dan menghibur di saat Nabi merasa sedih dan risau. Allah bermaksud
menunjukkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya. Sehingga beliau tak perlu
cemas atau risau. Peristiwa yang akan dialami Nabi kali ini sangat menakjubkan.
Kejadiannya sulit diterima akal biasa. Hanya orang beriman yang dapat
mempercayainya.
Kapan peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi?
Isra’ Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 621 M,
yaitu 3 tahun sebelum hijrah.
Bagaimana Nabi Saw. menempuh perjalanan yang menakjubkan
itu?
1.
Perjalanan
Isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa
a.
Nabi
Muhammad Saw. mengendarai Buraq yang dibawa Malaikat Jibril dari Surga.
b. Dalam
perjalanan, berhenti sejenak dan melaksanakan salat sunnah 2 rakaat di Madinah,
Jibril menjelaskan kepada Nabi Muhammad Saw. bahwa ditempat inilah kelak Nabi
Muhammad Saw. berhijrah.
c.
Setelah
melanjutkan perjalanan, Jibril menyuruh Nabi Muhammad Saw. turun untuk salat
sunnah 2 rakaat. Di Thuur Sina, yaitu tempat Nabi Musa AS. berbicara langsung
dengan Allah Swt.
d. Kemudian
untuk yang ketiga kalinya Jibril menyuruh Nabi Muhammad Saw. berhenti untuk
melakukan salat sunnah 2 rakaat lagi. di Baitul Lahm, tempat Nabi Isa AS.
Lahir.
e. Dalam
perjalanan, Nabi Muhammad Saw. mengalami peristiwa-peristiwa yang sangat
bermakna.
2.
Perjalanan
Mi’raj dari Masjidil Aqsa ke langit ketujuh (Sidratul Muntaha).
Setelah
melalui perjalanan dari langit pertama hingga langit ketujuh, Nabi Muhammad
Saw. kemudian melanjutkan perjalanan tanpa ditemani oleh Malaikat Jibril. Pada
saat itulah Nabi Muhammad Saw. menerima perintah salat langsung dari Allah Swt.
Peristiwa apa yang dialami Rasulullah ketika menjalankan
isra’ dan mi’raj?
1.
Bertemu
dengan Jin Ifrid.
2. Rasulullah
menyaksikan orang yang tak henti-hentinya menuai (memanen) hasil tanamannya.
Sebagai gambaran bagi orang yang berjuang dalam membela agama Allah. Amal
mereka dilipatkan gandakan sampai 700 kali.
3. Nabi
Muhammad Saw. mencium bau harum. Jibril menjelaskan bahwa bau tersebut adalah
bau dari kuburan Mashithah beserta keluarganya yang dibunuh oleh Raja Fir’aun
karena tetap teguh mempertahankan keimanannya kepada Allah Swt.
4.
Gambaran
dosa dan hukuman bagi orang yang berzina. Nabi diperlihatkan ada beberapa orang
yang sedang membawa daging, dan disebelah orang-orang itu terdapat daging yang
sudah membusuk, kemudian orang-orang itu membuang daging yang dibawanya dan
mengambil daging yang sudah membusuk.
5. Gambaran
dosa dan hukuman bagi orang yang suka makan riba. Nabi diperlihatkan ada orang
yang perutnya sangat besar sehingga sukar untuk berjalan.
6. Gambaran
dosa dan hukuman bagi orang yang suka berdusta dan membicarakan keburukan orang
lain. Nabi diperlihatkan ada orang yang memotong lidahnya sendiri, setelah
lidahnya terpotong kemudian ersambung kembali, begitu seterusnya
berulang-ulang.
7. Kemudian
Nabi juga diperlihatkan gambaran wajah-wajah para malaikat penjaga neraka.
Wajahnya menakutkan, tidak tersenyum dan tidak memperlihatkan keramahan dan
kelembutan sedikitpun.
Apa keistimewaan salat lima waktu?
Salah satunya adalah bahwa salat
lima waktu adalah perintah langsung Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. tanpa
perantaraan Malaikat jibril. Ketika dimi’rajkan ke Sidratul Muntaha, Nabi
mendapat perintah melaksanakan salat. Semula, perintah salat dalam sehari
semalam adalah 50 kali sebagaimana diwajibkan atas umat sebelumnya. Namun Allah
memberikan keringanan kepada Nai Muhammad Saw. dan umatnya, sehingga perintah
salat hanya diwajibkan lima waktu dalam sehari-semalam. Namun pahala dan
keutamaannya tidak kurang dari lima puluh kali.
Salat lima waktu merupakan salah satu Rukun Islam. Setiap
muslim yang berakal dan sudah balig wajib melaksanakannya dengan tertib. Salat menjadi
tiang agama. Orang yang menegakkan salat berarti menegakkan agama. Dan orang
yang meninggalkan salat berarti merobohkan agama. Orang yang meninggalkan salat
sekali saja, maka namanya akan dicatat di pintu neraka, sampai ia lakukan
kembali (qada) salat itu.
Salat menjadi amal ibadah yang sangat penting. Amal
perbuatan manusia yang kelak akan dihisab pertama pada “Hari Perhitungan”
(Yaumul Hisab) adalah salat. Jika seseorang baik dan sempurna ibadah salatnya,
maka akan dinilai baik semua amal ibadahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar